Tertunda Karena COVID-19, RedDoorz Targetkan 8 Ribu Properti Tahun 2027
Jakarta - Sempat tertunda akibat COVID-19, RedDoorz optimis bisa capai BEP dan EBITDA positif tahun ini. Dengan ini, platform multi-brand perhotelan dan akomodasi tersebut menargetkan 8 ribu properti di tahun 2027.
Pencatatan saham perdana atau Initial Public Offerning (IPO) ditargetkan akan dilakukan pada 2027 oleh ReDoorz. Selain itu, platform ini yakin bisa mencapai Group Break Even Point (BEP) di kuartal empat tahun 2023 diikuti meraih EBITDA positif pada 2024 mendatang. "Rencana kami selanjutnya adalah IPO alias go public di tahun 2027, karena kami ingin menjadi perusahaan jaringan perhotelan terbesar di Asia Tenggara," kata VP Operations and Multi-Brand RedDoorz Indonesia Adil Mubarak (5/10). "Tetapi kami masih belum bisa memastikan apakah akan melakukan IPO di Indonesia atau di Amerika Serikat." Dilansir dari Kompas, pihak RedDoorz masih wait and see kondisi pasar keuangan global yang dinilai masih kurang bagus untuk melakukan pencatatan saham perdana perusahaan. Kondisi pasar keuangan global juga sangat menentukan valuasi saham perusahaan. RedDoorz tidak ingin jika harga saham terjun bebas seperti perusahaan-perusahaan lain yang IPO sebelumnya. Padahal platform ini cukup terkemuka di Asia Tenggara dan sudah melayani lebih dari 4 juta pelanggan aktif. Ini dibuktikan pada Juli 2023 yang berhasil menumbuhkan cash flow operasional positif hingga 4 kali lipat dari periode sebelum pandemi Covid. "Bisa saja kami IPO di Indonesia, bisa saja di AS," tutur Adil saat Media Luncheon di Madame Delima, Jakarta (5/10). "Kita lihat market valuasinya yang tepat itu kapan. Kalau sekarang, market financial kurang bagus dan kalau pun kita lihat rate di bank sekarang, itu tinggi." Terciptanya cashflow positif didorong efektifitas RedDoorz yang mampu mengurangi tingkat burn rate hingga 70% Year on Year (YoY) pada semester 1 di tahun 2023 secara signifikan. Dikutip dari TEMPO.CO, hal ini sejalan dengan ambisi RedDoorz untuk mencapai Group Break Even Point (BEP) di akhir 2023.
Dengan ini pula, Adil optimis bisa mengembalikan kondisi keuangan perusahaan dengan fokus menumbuhkan profit. Perusahaan baru berani go public jika BEP di kuartal empat 2023 dan EBITDA positif 2024 benar-benar tercapai dan sesuai ekspektasi. "Tak hanya Indonesia, Filipina, Singapura, semuanya kita akan EBITDA positif," jelas Adil. "Nah, baru setelah itu bisa IPO 2027. Itu plan kami yang ultimate, ambisi kami." Seperti yang kita ketahui, selama Covid-19, bisnis akomodasi menjadi salah satu yang mengalami kerugian terbesar. Ini juga yang menjadi alasan mengapa RedDoorz harus menunda IPO, apalagi jika bisnis ini cukup mengandalkan pergerakan wisatawan. Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memaparkan, sebagian besar okupansi hotel anjlok hingga 90% saat pandemi. Pelaku industri perhotelan pun melakukan berbagai macam strategi untuk bisa memulihkan bisnisnya pasca pandemi. Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan tingkat pemulihan hotel berbintang selama periode Agustus 2022-Agustus 2023 hanya tiga hingga empat persen. Di periode yang sama, jumlah kamar RedDoorz hanya mampu berkembang sebanyak tiga kali lipat. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan sebelum pandemi yang bisa mencapai lima hingga tujuh kali lipat. Namun, tak ketinggalan akal RedDoorz menjalankan berbagai strategi pemulihan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Platform penyedia akomodasi ini menerapkan efisiensi biaya oprasional dan marketing, optimalisasi penggunaan Artificial Intelligent (AI), dan fokus mengembangkan bisnis pada core market (Indonesia dan Filipina). “Pasca pandemi perusahaannya lebih fokus menggarap wisatawan domestik untuk menghindari risiko yang sama jika terjadi pandemi lagi,” tutur CEO RedDoorz Amit Saberwal. “Sebelum pademi, banyak akomodasi di Asia mengandalkan pergerakan wisatawan Tiongkok. Namun, setelah pandemi kami belajar tidak lagi bergantung pada mereka.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memaparkan jumlah pergerakan wisatawan domestik di Indonesia sampai dengan pada pertengahan tahun 2023 sudah mencapai 433 juta orang dari target 1,2 miliar orang. Adil meyakini bahwa pergerakan wisatawan domestik ini masih akan terus meningkat sampai akhir 2023 dan diharapkan berimplikasi pada okupansi hotel RedDoorz dan multi-brand, sehingga perusahaan bisa menggaet 8 ribu properti baru untuk bekerjasama di tahun 2027 mendatang.
Sumber :
https://bisnis.tempo.co/read/1781154/reddoorz-targetkan-8-ribu-properti-dalam-empat-tahun-ke-depan https://money.kompas.com/read/2023/10/06/091300026/meski-sempat-tertunda-reddoorz-targetkan-bisa-ipo-pada-2027 https://www.reddoorz.com/id-id/blog/places-to-stay/8-properti-reddoorz-yang-memiliki-keunggulan-fasilitas
0 Komentar