Targetkan Uji Coba pada 2026, Kereta Jakarta-Surabaya Digarap

Jakarta - Menyusul rampungnya kereta cepat Jakarta-Bandung, Bersama sejumlah instansi dan perguruan tinggi, PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA tengah menggarap proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Surabaya. Diberi nama Proyek Kereta Cepat Merah Putih, targetnya akan diuji coba pada 2026 mendatang.

Dilansir dari Kompas, rencananya Kereta Cepat Merah Putih memiliki rute dari Jakarta menuju Surabaya lewat Cirebon dan Semarang. Ada pun sejumlah instansi dan perguruan tinggi yang tergabung dalam proyek ini, yakni mulai dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), hingga Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Prototipe carbody dan bogie kereta cepat ini ditargetkan rampung produksi pada 2024," tutur Senior Manager Humas dan Kantor Perwakilan INKA Agung Dwi Cahyono (9/10). "Selanjutnya, INKA akan menguji konstruksinya pada 2026.

Integrasi komponen akan ditargetkan bisa dilakukan pada 2025 hingga 2026 setelah kekuatan konstruksi prototipe kereta diketahui. Tak hanya itu, komponen seperti bogie, carbody, dan sistem kereta akan diintegrasikan bersama instansi dan lembaga yang tergabung.

"Ada banyak instansi dan lembaga yang tergabung dalam proyek Kereta Cepat Merah Putih," ungkap Agung (9/10). "masing-masing punya bagiannya, kita menunggu, contohnya, UGM output-nya apa? ITS outputnya apa? dan sebagainya. Nanti baru kita integrasikan bersama di tahun 2026. Yang menguji komponen dan sebagainya nanti adalah BRIN.

Dikutip dari The Asian Post, Dipastikan bahwa Kereta Cepat Merah Putih mampu membawa penumpang dari Jakarta-Surabaya selama 3 jam 40 menit. Hal ini dikemukakan oleh Agus Widharto selaku Ketua Tim Peneliti Rancang Bangun dan Prototyping proyek tersebut.

"Dari sisi teknologi, kecepatan kereta biasa sekitar 80-120 km/jam. Ini membuat kereta Jakarta-Surabaya, standarnya mampu menempuh waktu dalam waktu 8 jam," ungkap Agus (5/10). "Jadi, Argo Bromo yang sekarang berubah nama menjadi Argo Bromo Angrek dengan rute Jakarta-Surabaya yang dulunya menempuh waktu 12-13 jam, sekarang bisa hanya 8 jam. Namun, jika diimplementasikan menggunakan Kereta Cepat Merah Putih, waktu tempunya menjadi lebih singkat, hanya 3 jam 40 menit.

Untuk riset terhadap proyek Kereta Cepat Merah Putih sudah mencakup pengerjaan desain envelope cabin dan kokpit. Lalu, ada juga studi yang sudah sampai pada human factors engineering, ergonomics, pengujian aerodinamis, perancangan, dan pengujian struktur car body.

Untuk pendanaannya sendiri, kereta super cepat ini mendapatkan suntikan dana dari berbagai pihak. Salah satu instansi yang diketahui mendukung proyek secara materi, yakni RISPRO LPDP dengan dana senilai Rp4,895 miliar selama tiga tahun penelitian.

Dari pendanaan tersebut PT INKA fokus mengerjakan pembuatan carbody dan bogie yang tahan dengan kecepatan tinggi. Sebagai tahap finalisasi, ini sangat penting untuk melindungi mesin serta komponen kereta nantinya.

"Carbody-nya semua berbahan aluminium structure," jelas Agung (9/10). "Boogie juga akan dibuat prototipe yang bisa dijalankan pada kecepatan tinggi di atas 200km/jam.

Di sisi lain, dalam tempo.co, Agus menjelaskan perbedaan berat gerbong cukup signifikan. Jika berat satu gerbong kereta konvensional dengan 50 penumpang kelas eksekutif mencapai 50-60 ton, maka gerbong kereta cepat yang didesain ini hanya 40-45 ton saja karena berbasis extruded aluminium alloy 6061, yakni alumunium yang dikeraskan mengandung magnesium dan silikon.

Adanya pengembangan seperti Kereta Cepat Merah Putih ini terhadap produk KAI, diharapkan Indonesia tidak perlu bergantung dengan negara lain dalam pengadaan kereta cepat. Selain itu, Kereta Cepat Merah Putih ini digadang akan secanggih kereta cepat yang ada di begara maju lainnya, seperti Jepang dan China.

"Saya optimis, produk ini tidak kalah dengan negara-negara maju yang sudah identik dengan kereta cepat, seperti Jepang, Prancis, Jerman, dan lainnya," pungkas Agus dalam Tempo (10/10). " Selain itu, suatu hari, kita bisa tidak tergantung pada produk impor, seperti kursi kereta api eksekutif yang biasanya kita impor.

Agus menambahkan, sleeper set yang dipakai di beberapa gerbong KAI juga masih kita impor. Untungnya kita sudah bisa bikin di dalam negeri dan teknology car body yang selama ini masih pakai steel structure, saat ini sudah diganti aluminium extrusion dengan manufaktur sangat bagus.

Sumber :

https://bisnis.tempo.co/read/1781933/dirancang-di-dalam-negeri-prototipe-kereta-cepat-jakarta-surabaya-disebut-tak-kalah-dengan-jepang-dan-jerman https://asianpost.id/uji-coba-di-2026-kereta-cepat-merah-putih-bikin-jkt-sby-kurang-3-jam/ https://www.cnbcindonesia.com/news/20231010181939-8-479491/kereta-cepat-merah-putih-buatan-ri-bakal-meluncur-di-2026 https://www.kompas.tv/nasional/451023/kereta-cepat-jakarta-surabaya-digarap-uji-coba-ditargetkan-pada-2026

0 Komentar

Berikan pendapat anda kepada kami

You May Also Like