Penyimpangan Etika Bisnis Pada Kasus ENRON

Enron adalah salah satu perusahaan besar pertama yang sepenuhnya mengalihdayakan fungsi audit internalnya. Hal ini menandai perubahan signifikan dalam praktik tata kelola perusahaan. Etika bisnis mencakup semua aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, dan masyarakat. Praktik bisnis yang etis dalam perusahaan membentuk nilai, norma, dan perilaku karyawan dan pemimpin, membina hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan / mitra, pemegang saham, dan masyarakat.etika bisnis sangat penting bagi kesuksesan dan reputasi perusahaan. Kasus Enron menjadi pelajaran berharga, menekankan pentingnya perilaku etis, pengawasan internal yang lebih baik, dan penerapan praktik bisnis yang etis. Stakeholder harus tetap waspada untuk mencegah perilaku tidak etis dalam dunia bisnis.

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan masyarakat.Etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham dan masyarakat

Prinsip Etika Bisnis

1. Prinsip otonomi, adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. 2. Prinsip kejujuran, Selama kejujuran tidak terbina dalam perusahaan, relasi keluar pun sulit dijalin atas dasar kejujuran. 3. Prinsip integritas moral, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan. Dan itu tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja, baik keluar maupun kedalam perusahaan.

Pembahasan

Meningkatnya persaingan antara kelompok bisnis menjadikan masing-masing pelaku bisnis meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan keunggulan bersaing (competitive advantage) agar tetap bertahan (survive) dan meningkatkan kinerja perusahaan (performance corporate) secara keseluruhan (Hardjanto,2005). sudah tidak menjadi hal baru banyaknya terjadi pelanggaran etika bisnis. Di era persaingan yang sangat ketat ini,Reputasi baik perusahaan didasarkan pada etika bisnis kompetitif sebuah keunggulan yang sulit ditiru. banyaknya pelanggaran etika bisnis oleh pengusaha yang tidak bertanggung jawab di negara mana saja terjadi Hingga saat ini. mereka dikatakan masih cenderung mengabaikan moralitas, rasa keadilan dan sering diwarnai dengan hal-hal yang tidak pantas seperti perilaku memalukan atau penyimpangan moral.

Berikut adalah pelanggaran etika bisnis :

1. penipuan : Penipuan adalah tindakan sengaja menipu orang lain untuk mendapatkan keuntungan dari mereka. Hal ini melanggar nilai-nilai bisnis seperti kejujuran dan integritas serta dapat merusak reputasi perusahaan. 2. Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual : Pelanggaran kekayaan intelektual termasuk memiliki atau menggunakan karya orang lain tanpa izin atau royalti. Hal ini melanggar nilai-nilai bisnis seperti integritas dan penghormatan terhadap hak milik orang lain

Whistleblowing adalah tindakan mengungkapkan atau melaporkan informasi yang menyangkut tindakan tidak etis, ilegal, atau melanggar hukum yang terjadi di dalam suatu organisasi. Tindakan whistleblowing ini dilakukan oleh seseorang yang biasanya bekerja di dalam organisasi tersebut dan mengetahui adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pihak internal organisasi. Dalam konteks etika bisnis, whistleblowing menjadi sangat penting karena dapat membantu memperbaiki tata kelola perusahaan dan menjaga integritas organisasi. Whistleblowing juga dapat memberikan perlindungan bagi individu yang melaporkan pelanggaran dan mencegah terjadinya praktik-praktik yang merugikan perusahaan serta masyarakat.

Contoh Kasus Penyimpangan Etika Bisnis Skala Internasional

Enron merupakan perusahaan yang berada di Amerika Serikat lebih tepatnya yaitu di Nebraska yang bergerak dibidang teknologi. Enron dibentuk pada tahun 1932 di Nebraska. Enron juga merupakan perusahaan hasil penggabungan antara Internorth dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985 oleh Kenneth Lay. Sebelum kebangkrutannya pada akhir tahun 2001, Enron mempekerjakan sekitar 22.000 staf dan menjadi salah satu pemimpin dunia dalam industri listrik, gas alam, dan pulp and paper.

Skandal Enron

Enron mengumumkan kebangkrutannya pada akhir tahun 2002 yang mana kebangkrutan tersebut menimbulkan kehebohan yang luar biasa. Karena terdapat beberapa fakta sebelum terjadinya kebangkrutan Enron seperti:

1. Pada tahun 2001 Enron satu tahun sebelum kebangkrutannya, Enron masih melakukan pembukuan terhadap pendapatannya sebesar US$100.000.000., tetapi tiba - tiba Enron melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. 2. Nilai saham Enron turun drastis menjadi US$45 per lembar, sedangkan pada tahun 2001 di bulan Agustus saham Enron masih berharga US$90 per lembar.

Dalam proses peninjauan sebab - sebab kebangkrutan tersebut, Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing yaitu dengan menunda pencatatan piutang yang digunakan untuk kepentingan pribadinya. Dalam kasus kebangkrutan Enron ini juga dicurigai bahwa Enron bekerja sama dengan para profesional untuk menyulap angka - angka yang disajikan dalam Laporan Keuangannya. Salah satu orang yang terkait dengan berita kebangkrutan Enron ini yaitu Arthur Andersen yaitu auditor yang membantu proses rekayasa yang dilakukan oleh Enron. Kontroversi lainnya yaitu didapati beberapa eksekutif terkemukan Enron mundur dan adanya pemecatan pada sejumlah partner Andersen. Serta terbongkar adanya pemusnahan ribuan surat elektronik dan beberapa dokumen lainnya yang terkait dengan audit Enron oleh petinggi dari firma Arthur Andersen.

Kesimpulan

Kesimpulan dari isu diatas Etika bisnis adalah sebuah aspek penting dalam dunia bisnis yang menentukan keberhasilan dan reputasi sebuah perusahaan. Kasus Enron menjadi pelajaran berharga bagi dunia bisnis tentang pentingnya etika dalam menjaga keberlanjutan perusahaan. Tanggapan dari kelompok kami bahwa kasus enron yang merupakan penyimpangan etika bisnis skala internasional ini telah merugikan banyak pihak baik internal maupun eksternalnya. Maka dari itu dengan adanya kasus ini juga seharusnya membuat penggiat bisnis untuk menjalankan etika bisnis sebaik mungkin, meningkatkan sistem pengawasan internal mereka dan menerapkan praktik bisnis yang lebih etis. Para pemangku kepentingan juga menjadi lebih waspada terhadap tindakan-tindakan yang mencurigakan dalam dunia bisnis. Solusi yang dapat diberikan kepada perusahaan baik itu berskala besar maupun kecil dalam etika bisnis merujuk pada isu Enron yang telah terjadi diatas adalah sebagai berikut. 1. transparansi dan akuntabilitas adalah kunci dalam membangun kepercayaan. Perusahaan harus menjalankan praktik bisnis yang jujur, mengungkapkan informasi yang relevan secara tepat waktu, dan menghindari praktik akuntansi kreatif yang meragukan. 2. pengawasan dan kontrol yang baik sangat penting untuk mencegah praktik-praktik yang merugikan. Perusahaan harus memiliki sistem pengawasan internal yang kuat dan mengikutsertakan pihak ketiga independen dalam proses audit. 3. Whistleblowing juga diperlukan dalam hal ini dimana whistleblowing merupakan tindakan mengungkapkan informasi atau pelanggaran yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan kepada pihak yang berwenang.

Penulis

Aprilla masza, Latifah Marwah, Silvana azzarah

Sumber :

- Sudaryono, 2015. Pengantar Bisnis; Teori dan Contoh Kasus. Yogyakarta: Andi Offset. - Sukirno Sadono. (2010). Makroekonomi : Teori Pengantar.Edisi Ketiga. PT. Raja Grasindo Perseda. Jakarta. Anoraga, Pandji. Janti, Sugiastuti. (1996). Pengantar Bisnis Modern, Kajian Dasar Manajemen Perusahaan. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta. - Straub, J.T. & Attner, R.K. 1994. Introduction to Business. California: Wadworth Publishing Company. - Agusyani, N. K. S., Sujana, E., & Wahyuni, M. A. (2016). Pengaruh whistleblowing system dan kompetensi sumber daya manusia terhadap pencegahan fraud pada pengelolaan keuangan penerimaan pendapatan asli daerah. E-Journal Ak Universitas Pendidikan Ganesha.Vol.6, No.3 - Petrick, J.A. and Scherer, R.F. (2003), "The Enron Scandal and the Neglect of Management Integrity Capacity", American Journal of Business, Vol. 18 No. 1, pp. 37-50. https://doi.org/10.1108/19355181200300003

0 Komentar

Berikan pendapat anda kepada kami

You May Also Like