Merancang Strategi Pemasaran bisnis yang Berfokus pada Generasi Z

Generasi Z, yang merupakan kelompok yang lahir sekitar tahun 1997 hingga 2012, telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk gaya berpakaian. Mereka adalah generasi yang tumbuh dalam era teknologi digital, di mana akses ke informasi dan media sosial sangat mudah. Hal ini telah memengaruhi cara mereka berkomunikasi, berinteraksi, dan memandang dunia, termasuk dalam pemilihan pakaian. Pemakaian baju budaya lokal, seperti songket Minangkabau, menjadi menarik dalam konteks ini karena mencerminkan perpaduan antara modernitas dan tradisi. Songket Minangkabau adalah bagian integral dari warisan budaya Indonesia dan memiliki nilai artistik yang tinggi. Namun, pertanyaannya adalah bagaimana Generasi Z merespons pemakaian baju budaya lokal ini dalam era kontemporer yang dipenuhi dengan tren fashion global. Selain itu, Generasi Z sering dilihat sebagai generasi yang peduli dengan isu-isu identitas budaya, keberlanjutan, dan keberagaman. Ini bisa memengaruhi keputusan mereka dalam memilih untuk mengadopsi pemakaian baju budaya lokal sebagai bagian dari ekspresi identitas mereka atau sebagai upaya melestarikan warisan budaya.

Dengan demikian, analisis perilaku konsumen Generasi Z terhadap pemakaian baju budaya lokal seperti songket Minangkabau dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana generasi ini mengintegrasikan elemen-elemen budaya dalam gaya hidup dan fashion mereka. Ini juga dapat membantu dalam merancang strategi pemasaran yang tepat untuk menarik perhatian dan minat mereka terhadap produk-produk berbasis budaya lokal.

Dalam merancang strategi pemasaran atau bisnis yang berfokus pada generasi Z, penting untuk mempertimbangkan karakteristik dan preferensi konsumen mereka. Dengan memahami gaya hidup, perilaku belanja, dan preferensi konsumsi generasi Z, bisnis dapat mengembangkan produk dan strategi pemasaran yang lebih efektif untuk menjangkau pasar ini. Analisis perilaku konsumen generasi Z terhadap pemakaian baju budaya lokal memerlukan pemahaman mendalam tentang karakteristik generasi Z, bagaimana mereka mengkonsumsi produk, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan budaya lokal dan budaya asing. Dengan memahami karakteristik dan pola konsumsi generasi Z, serta bagaimana mereka berinteraksi dengan budaya lokal dan asing, dapat menjadikan wawasan tentang bagaimana mereka berinteraksi dengan baju budaya lokal. Misalnya, apakah mereka lebih memilih pakaian budaya lokal yang diproduksi secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi komunitas lokal? Apakah mereka memilih pakaian budaya lokal yang memiliki elemen modern atau kontemporer? Apakah mereka membeli pakaian budaya lokal secara online atau di toko fisik? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu dalam mengembangkan strategi pemasaran dan penjualan yang efektif untuk baju budaya lokal yang ditujukan untuk generasi Z.

analisis perilaku konsumen generasi Z terhadap pemakaian baju budaya lokal, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan:

1. Generasi Z memiliki karakteristik perilaku konsumsi yang unik dan perlu diperhatikan oleh bisnis retail. Mereka cenderung lebih terhubung dengan dunia digital dan multitasking, sehingga pendekatan melalui ranah touchscreen dan dunia digital dapat menjadi strategi yang efektif untuk menarik perhatian mereka terhadap produk atau jasa yang ditawarkan . 2. Generasi Z memiliki kebiasaan berbelanja yang berbeda dilihat dari kategori produk, frekuensi, dan persepsi mereka terhadap tempat-tempat yang menjual produk kebutuhan sehari-hari. Mereka cenderung memilih minimarket dan supermarket sebagai pilihan utama untuk membeli kebutuhan mereka . 3. Generasi Z memiliki kecenderungan untuk memberikan kontribusi lebih bagi sekitar, seperti lingkungan dan masyarakat. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk melakukan pembelian dengan instan. Jika brand retail dapat mengadaptasi kedua hal tersebut, maka dapat menstimulasi reaksi dari generasi Z dan meningkatkan target pasar.

Dalam konteks pemakaian baju budaya lokal seperti songket Minangkabau, dapat dikatakan bahwa generasi Z juga dapat menjadi target pasar yang potensial. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis perilaku konsumen generasi Z terhadap pemakaian baju budaya lokal seperti songket Minangkabau adalah:

terhubung dengan teknologi dan tren yang terjadi. Oleh karena itu, brand retail perlu memanfaatkan teknologi dan tren yang relevan untuk memperoleh hasil yang efektif . 2. Mempahami karakteristik generasi Z. Generasi Z diidentifikasi pada masyarakat dengan rentang umur antara 10-19 tahun. Mereka memiliki pengaruh dalam menghabiskan anggaran rumah tangga, termasuk dalam pembelian barang-barang elektronik dan liburan seperti tiket pesawat dan hotel . 3. Memahami nilai dan filosofi dari baju budaya lokal seperti songket Minangkabau. Songket Minangkabau adalah kain tenun tradisional yang diwarisi secara turun temurun dalam tradisi Minangkabau. Memahami nilai-nilai budaya dan filosofi dalam songket Minangkabau dapat membantu dalam memahami daya tarik dan preferensi generasi Z terhadap pemakaian baju budaya lokal tersebut . 4. Mengkaji preferensi generasi Z terhadap pemakaian baju budaya lokal. Melakukan survei atau penelitian yang melibatkan generasi Z dalam pemakaian baju budaya lokal seperti songket Minangkabau dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang preferensi mereka, sehingga dapat dikembangkan strategi yang lebih sesuai untuk menarik perhatian dan memenuhi kebutuhan mereka .

Strategi pemasaran yang efektif pada konsumen Generasi Z terhadap pemakaian baju budaya lokal terutama songket Minangkabau :

1. Segmentasi Pasar: Penting untuk memahami bahwa Generasi Z bukanlah kelompok homogen. Mereka memiliki preferensi yang beragam. Oleh karena itu, melakukan segmentasi pasar dalam generasi ini bisa membantu dalam menargetkan subkelompok yang paling mungkin tertarik pada pemakaian baju budaya lokal. Misalnya, beberapa dari mereka mungkin lebih tertarik pada aspek berkelanjutan, sementara yang lain mungkin mencari baju budaya lokal dengan elemen modern. 2. Edukasi dan Kesadaran: Generasi Z sering kali sangat sadar akan isu-isu sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, memasukkan elemen pendidikan dan edukasi dalam strategi pemasaran bisa sangat efektif. Menjelaskan sejarah dan makna budaya di balik baju seperti songket Minangkabau dapat meningkatkan minat mereka. Selain itu, menekankan keberlanjutan produksi baju budaya lokal bisa menjadi faktor tarik yang besar. 3. Kolaborasi dengan Influencer: Generasi Z sering kali mempercayai dan mengikuti influencer di media sosial. Bekerja sama dengan influencer yang memiliki audiens Generasi Z dapat membantu meningkatkan visibilitas produk baju budaya local . Pastikan influencer tersebut memiliki pemahaman yang baik tentang budaya lokal dan bisa menyampaikan pesan dengan otentik. 4. Pengalaman Konsumen: Generasi Z cenderung mencari pengalaman dalam berbelanja. Membuat toko fisik atau online yang menawarkan pengalaman yang menarik dan unik, seperti pameran budaya atau lokasi yang Instagrammable, dapat membantu menarik perhatian mereka. 5. Kualitas dan Desain: Meskipun generasi ini mungkin tertarik pada pemakaian baju budaya lokal, kualitas produk dan desain yang menarik tetap penting. Produk harus memenuhi standar kualitas tinggi dan memiliki elemen modern yang memikat mereka. 6. Konten Kreatif: Generasi Z cenderung memerhatikan konten kreatif di media sosial. Membuat konten yang menarik seperti video panduan tentang cara mengenakan baju budaya lokal atau cerita di balik pembuatan songket Minangkabau bisa menarik perhatian mereka. 7. Partisipasi Komunitas: Mengaktifkan dan mendukung komunitas yang berfokus pada pemakaian baju budaya lokal dapat memperkuat ikatan dengan generasi ini. Dukungan terhadap festival budaya lokal atau acara yang mempromosikan pemakaian baju tradisional bisa menjadi bagian dari strategi.

Penting untuk selalu melakukan riset dan pemahaman yang mendalam tentang perilaku konsumen Generasi Z, karena tren dan preferensi mereka dapat berubah seiring waktu. Dengan demikian, dapat mengembangkan strategi pemasaran yang relevan dan efektif untuk menghadapi tantangan dan peluang yang mungkin muncul dalam menghadapi generasi ini.

Kesimpulan

Dalam menghadapi tantangan ini, bisnis dapat menggunakan pendekatan pemasaran yang relevan untuk menarik generasi Z dan mempromosikan pemakaian baju budaya lokal seperti songket Minangkabau. Misalnya, mereka dapat menggunakan media sosial dan platform digital untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk tersebut kepada generasi Z. Selain itu, mereka juga dapat mengadakan acara atau kolaborasi dengan influencer atau komunitas generasi Z untuk meningkatkan kesadaran dan minat terhadap pemakaian baju budaya lokal tersebut. Dalam mengembangkan strategi pemasaran, penting untuk memahami karakteristik dan preferensi generasi Z secara mendalam. Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan filosofi dari baju budaya lokal seperti songket Minangkabau agar dapat mengkomunikasikan pesan yang tepat kepada generasi Z dan menarik minat mereka dalam pemakaian baju budaya lokal tersebut.

Penulis

Ahmad Zachrie, Muhammad Zilal, Ziand Rafif Aendra

Sumber :

MarketingCraft. "Perilaku Konsumtif Generasi Z dan Pengaruhnya Terhadap Brand Retail." (URL: https://marketingcraft.getcraft.com/id-articles/perilaku-konsumtif-generasi-z-dan-pengaruhnya-terhadap-brand-retail) Kompas Skola. "4 Faktor Utama yang Memengaruhi Perilaku Konsumen." (URL: https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/30/110000669/4-faktor-utama-yang-memengaruhi-perilaku-konsumen) Kompasiana. "Dampak Budaya Barat terhadap Gaya Hidup Generasi Z." (URL: https://www.kompasiana.com/fahirafatmawati9091/60070db3d541df10162a0e72/dampak-budaya-barat-terhadap-gaya-hidup-generasi-z) Kompas. "Menilik Gaya Gen Z Berbelanja." (URL: https://jeo.kompas.com/menilik-gaya-gen-z-berbelanja) Kompas Edu. "Hasil Riset UMN Consulting Soroti Gaya Hidup dan Perilaku Belanja Gen Z." (URL: https://www.kompas.com/edu/read/2022/02/19/155201971/hasil-riset-umn-consulting-soroti-gaya-hidup-dan-perilaku-belanja-gen-z) Moselo Journal. "Konsumen Masa Depan." (URL: https://journal.moselo.com/konsumen-masa-depan-1c44a4dc6a8c) Wirawan, Nanda. "Menapak Jejak Songket Minangkabau." (1982-) https://setara.net/penetrasi-pengguna-internet-indonesia-didominasi-generasi-z-dan-milenial/

0 Komentar

Berikan pendapat anda kepada kami

You May Also Like