Implementasi Inovasi bagi Usaha Kecil pada Warkop Agem Cabang Padang

Warkop Agem merupakan salah satu contoh usaha kecil yang berhasil bertahan dan berkembang di tengah pandemi Covid 19. Usaha ini bergerak di bidang kuliner, khususnya mie instan yang dimasak dengan bumbu dan rempah khas dan dinamai “Mie Bangladesh”. Pertama kali makanan ini viral di kota Medan dan mendapatkan umpan balik serta antusias yang baik dari masyarakat. Trend makanan popular menjadi sering digandrungi oleh generasie i muda. Dengan menerapakan teknik viral marketing yang baik, membuat masyarakat ingin datang untuk menikmati makanan di sana. Baik menjadi pelanggan tetap atau hanya sekedar untuk mengunjungi saja. Teknik pemasaran ini sangat cocok digunakan di era digital saat ini. Konsep Viral Marketing ini hampir identik dengan word of mouth marketing, atau bisa dikatakan metode penyebaran informasi kepada konsumen melalui kata kata. Suksesnya penjualan menu Mie Bangladesh ini, membuat Warkop Agem semakin terkenal tidak hanya di Kota Medan, melainkan juga terkenal sampai luar Kota Medan. Dengan antusias dan rasa penasaran yang tinggi dari masyarakat, membuat Warkop Agem membuka cabangnya di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya di Kota Padang yang beralamat di Jl. Olo Ladang, Purus, Kec. Padang Barat. Warkop Agem pertama kali membuka cabangnya di kota Padang pada tanggal 26 Agustus 2023

amun kesuksesan viral marketing ini tidak diiringi dengan pelayanan yang optimal banyaknya pelanggan yang mengeluh mengenai pelayanan yang buruk seperti pelayan yang tidak ramah dan lamanya pesanan datang baik pesanan secara langsung ditempat atau melalui aplikasi online menyebabkan panjangnya antrian, tidak jarang pula pesanan yang datang tidak sesuai dengan pesanan. Dengan pelayanan yang tidak optimal ini menimbulkan banyak rating yang rendah di platform google ataupun komentar di media social lainnya. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan customer 1 “Pelayanan nya buruk, mengantri sangat lama sampai berjam2 dan saya dtg dan pesan duluan, tapi orang yang dpt duluan, pelayannya cuek dan tidak hapal orang yang mesan, catatan pesanan saya hilang oleh pelayan malah saya sbg pelanggan yang disalahkan oleh pelayannya padahal itu kesalahan dari mereka sesama pelayan bisa2 nya salinan orderan saya hilang. Sangat tidak sopan pelayan nya, mungkin kalau saya tadi pakai baju dinas pelayan nya mungkin bisa lebih sopan ke saya”. Sedangkan menurut customer 2 “Tempat makannya enak, lokasinya pun strategis makanannya agak lama maklum baru buka dan masih viral. Harga lumayan ga terlalu murah dan juga tak terlalu mahal, Sukses terus ada variasi indomie selain indomie minang, menambah khazanah rasa, Mungkin kalau 2 bulan lagi dicoba kesini kembali, karena masih baru dan viral rame banget banyak pelanggan yang udah lama menu datang makannya, dan ada tumpukan antrean di pembayaran”, berkomentar pada ulasan tempat platform google. Selain itu, hampir sama halnya dengan komentar--komentar netizen di media social lainnya seperti Tiktok, mereka juga mengeluhkan hal yang sama.

Kondisi ini tentunya sangat disayangkan, sebab bukan hal yang mudah bagi sebuah usaha bisa dikenal luas dan menarik perhatian di pasaran, Pelanggan yang sudah pernah datang dan kecewa terhadap pelayanan tidak akan menciptakan loyalitas pelanggan terhadap usaha Warkop Agem tersebut. Hal ini juga bisa berdampak pada keberlangsungan usaha jangka panjang. Dengan kondisi yang di alami warkop Agem ini, manajer warkop agem diharapkan dapat menetapkan standar pelayanan yang ramah. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan, motivasi, insentif, dan apresiasi kepada karyawan di warkop Agem. Selain itu, untuk permasalahan waktu pelayanan yang lama, karyawan harus lebih sigap dan disiplin. Dalam proses pemesanan dapat memberikan nomor antrian untuk pemesanan secara langsung di tempat, mengatur layout tempat makan yang lebih nyaman sehingga konsumen bisa menikmati makanan dan juga untuk pembelian melalui aplikasi online dipisah sehingga tidak menyebabkan antrian yang panjang.

Dari permasalahan yang telah kelompok kami paparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa warkop agem merupakan warung kuliner yang berasal dari kota Medan dengan menu andalan mie bangladesh yang terkenal hingga diluar kota Medan membuat warkop agem membuka cabangnya di berbagai kota, salah satunya kota Padang, namun permasalahan yang dihadapi warkop agem saat membuka cabang di Padang adalah warkop agem tidak siap dengan tingginya antusias warga Padang yang ingin mencoba menu yang ada di warkop agem. Akibatnya, banyak pelanggan yang kecewa karena antrian yang panjang, hingga pelayanan untuk pengantaran pesanan yang lama. Oleh karena itu kelompok kami menyarankan warkop agem untuk memberikan nomor antrian dan merubah tampilan layoutnya agar lebih nyaman bagi pelanggan, dan memisahkan orderan online dengan orderan offline.

Penulis

Agriqisthi, Nikenia Salsabila Putri, Ulia Fajri, Rehan Yulindo, Ovie Aldila Eka Vernanda, dan Andra Septian

Sumber :

0 Komentar

Berikan pendapat anda kepada kami

You May Also Like