Dituduh Vaksin HPV Bikin Mandul, Kemenkes Ungkap Kebenarannya
Jakarta - Menjadi program nasional bagi anak usia sekolah dasar, vaksin human papilloma virus (HPV) diberikan secara gratis. Sayangnya, muncul kabar tidak sedap dari sosial media yang menyatakan bahwa vaksin HPV gratis ini bisa menyebabkan kemandulan. Mengenai hal ini, bagaimana dengan tanggapan Kementerian Kesehatan (Kemenkes)?
Dengan digratiskannya vaksin HPV, diharapkan tingkat kesehatan masyarakat semakin baik, khususnya anak perempuan. Seringkali virus HPV menyasar wanita dan menyebabkan kanker serviks.
Pencegahan dini seperti vaksin HPV pada anak SD kelas 5 dan 6 diharapkan bisa mengatasi tingginya kasus kanker serviks. Menurut Indonesian Medical Student Journal, vaksin HPV memiliki tingkat efektivitas hingga 90% untuk mencegah kanker serviks.
Setidaknya, penyakit yang menjadi momok para perempuan ini telah menyumbang 7,5% kasus kematian di dunia. Tak hanya menyasar wanita dewasa, remaja putri berusia 20 tahun ke bawah juga bisa menjadi korban penyakit ini.
Meskipun pemerintah sudah berbaik hati untuk memberikan vaksin HPV gratis, tak sedikit orang yang masih belum memercayai keefektifannya. Ini terbukti dari adanya cuitan di media sosial yang menyatakan dampak negatif vaksi dan salah satunya adalah risiko kemandulan.
Dilansir dari Liputan6, mengetahui cuitan tersebut, Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril memastikan bahwa informasi yang beredar adalah hoaks. Apalagi jika pemerintah sudah memastikan bahwa vaksin aman dan memiliki keefektifan untuk mencegah kanker serviks.
"Imunisasi HPV sudah dipastikan keamanannya," ujar Syahril (9/10). "Vaksin dari pemerintah ini juga tidak menimbulkan reaksi serius sesudah pemberian imunisasi." Efek setelah vaksin HPV seperti imunisasi pada umumnya. Beberapa anak mungkin akan mengalami sedikit nyeri, pembengkakan, dan kulit kemerahan di area suntikan dan ini adalah hal yang wajar. "Umumnya efeknya akan timbul satu hari setelah imunisasi dan bisa berlangsung hingga tiga hari," jelas Syahril. "Reaksi umum seperti demam juga bisa muncul setelah vaksin.
Menurut Kemenkes, tingkat keberhasilan vaksin mencegah HPV bisa mencapai 100% jika diberikan pada anak perempuan saat berusia 9-13 tahun sebanyak dua dosis. Vaksin HPV gratis ini sudah ada sejak tahun 2023.
Berdasarkan detikhealth, pemerintah memberikan vaksin HPV gratis dalam program imunisasi nasional di Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) setiap Agustus. Ini termasuk salah satu program yang ada di negara maju selain Indonesia, seperti Malaysia, Singapura, Amerika, Inggris, dan Perancis.
Karena kanker serviks termasuk penyakit dengan angka kematian yang tinggi, pemerintah maupun para dokter sepakat supaya wanita lebih baik mengambil langkah mencegah daripada mengobati. Berdasarkan data Kemenkes, kanker serviks berada pada urutan ke-4 sebagai jumlah kasus kanker pada wanita Indonesia di tahun 2019.
Selain vaksin HPV, kanker serviks bisa dicegah dengan rutin melakukan pap smear. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultasi Onkologi Siloam Hospital Lippo Village, Alexy Oktoman Djohhansjah menjelaskan pap smear dapat mendeteksi adanya sel-sel asing (sel prakanker) pada leher rahim yang berpotensi menjadi kanker.
"Prinsipnya, kanker tidak bisa tumbuh dalam waktu singkat," ujar dr Alexy. "Nutuh waktu beberapa lama untuk mengetahuinya. Makanya, dibutuhkan intensitas pap smear rutin pada perempuan.
dr Alexy menambahkan, jika perempuan sudah memasuki usia produktif, hindari berganti-ganti pasangan seks. Dikutip dari CNN Indonesia, ada dua tipe HPV yang bertanggung jawab atas hampir 50% kasus kanker serviks di dunia, yakni HPV 16 dan 18. Seorang wanita memiliki risiko tinggi terhadap virus HPV saat aktif berhubungan seksual.
Setia pada pasangan adalah salah satu cara hidup sehat, karena virus HPV penyebab kanker serviks bisa ditularkan melalui udara, air, dan benda mati, dan ini juga yang membuat beberapa ahli kesehatan menyarankan agar vaksin HPV juga diberikan pada pria.
Tak hanya sebagai pencegahan penularan, vaksin HPV pada pria mampu memberikan proteksi HPV tipe 6, 11, 16, dan 18. Virus HPV 6 dan 11 merupakan penyebab kutil kelamin, sedangkan virus HPV tipe 16 dan 18 dinyatakan sebagai penyebab kanker penis, kanker,anus, kanker mulut, dan kanker orofaring.
Dosis vaksin HPV pada pria sama seperti pada wanita, yakni 2 kali sebelum usia 15 tahun. Namun, jika dosis pertama diberikan setelah usia 15 tahun, maka pasien harus menerima dosis 2 dan 3.
Sumber :
https://www.liputan6.com/health/read/5419176/beredar-kabar-vaksin-hpv-cegah-kanker-serviks-bikin-mandul-kemenkes-itu-hoaks?page=4 https://www.alomedika.com/perlu-tidaknya-vaksinasi-hpv-pada-laki-laki#:~:text=Vaksinasi%20HPV%20pada%20laki%2Dlaki%20memberikan%20manfaat%20yang%20nyata%20sesuai,11%2C%2016%2C%20dan%2018. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6974008/heboh-kabar-vaksin-hpv-gratis-dari-pemerintah-bikin-mandul-kemenkes-buka-suara https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/10/10/tangkal-hoaks-vaksin-hpv https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230301192145-255-919564/kemenkes-bantah-kabar-vaksin-hpv-bikin-mandul
0 Komentar