Diprediksi Hingga November 2023, BMKG Ungkap Alasan Cuaca RI Kian Mendidih
- Posted on 2023-10-07
- UMKM
- By Agriqisthi
Jakarta - Sejumlah wilayah di Indonesia mengalami fenomena suhu panas yang ekstrem di bulan September 2023. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan memaparkan beberapa penyebab fenomena astronomis yang tak biasa ini.
Kondisi cuaca panas yang cukup terik terbilang aneh bagi sebagian besar orang Indonesia. Hal ini karena kebanyakan daerah di Tanah Air memiliki suhu yang dingin, dan jika daerahnya memang bersuhu panas, itu tidak sampai seterik akhir bulan September 2023. Dengan kondisi suhu yang kian extrem, beberapa orang sempat bereksperimen untuk mengetahui tingkat panasnya. Hal ini dibuktikan dari viralnya beberapa video orang memasak tanpa kompor di kanal YouTube. Dilansir dari video yang dibagikan Kompas, seorang warga asal Semarang mencoba menggoreng telur tanpa kompor. Awalnya, penggorengan atau wajan diisi minyak goreng dan dibiarkan beberapa menit di teras rumah. Warga tersebut kemudian mengambil sebutir telur dan memecahkan cangkangnya di atas penggorengan. Dalam hitungan menit, telur yang tadinya mentah menjadi matang sempurna. Hal ini cukup mengejutkan sekaligus menarik perhatian khalayak ramai, sehingga banyak juga yang mencobanya.
"Gejala lain heat stroke, yakni pusing, sakit kepala, kulit merah dan kering, tidak bisa berkeringat, otot lemah, kram, dan perubahan perilaku," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta. "Beberapa BMKG menjelaskan bahwa suhu ekstrem juga menerpa Jabodetabek, hampir semua daerah di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara. Dilansir dari CNBC Indonesia, suhu maksimum tertinggi 38 derajat Celcius di Semarang. Sementara itu, suhu di Jabodetabek berkisar 35-37 derajat Celcius dan di Tangerang Selatan 37,5 derajat Celcius. Ada beberapa faktor yang mendukung fenomena alam ini. BMKG memaparkan, kondisi cuaca cerah dan minim pertumbuhan awan menjadi penyebab utamanya. Hal ini didukung dengan gerak semu matahari ke arah selatan ekuator pada akhir September hingga Oktober 2023. "Ada penyinaran matahari yang lebih intens di beberapa daerah, khususnya di Jawa hingga Nusa Tenggara," jelas BMKG. "Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tingkat kelembapan udara, dan tutupan awan juga menjadi alasan adanya peningkatan suhu di beberapa daerah." Diprediksi akan terus berlanjut hingga November 2023, BMKG mengingatkan masyarakat menjaga kondisi stamina tubuh. Ini untuk menghindari dampak dari fenomena suhu ekstrem yang jarang terjadi di Tanah Air. "Mengingat kondisi cuaca cerah mendominasi siang hari, sebaiknya masyarakat menjaga stamina dan kecukupan cairan tubuh," jelas pihak BMKG (3/10). "Hal ini supaya masyarakat tidak dehidrasi, kelelahan, dan mengalami dampak buruk lainnya." Dilansir dari Kompas, kondisi cuaca panas seperti ini juga bisa menyebabkan heat stroke. Ini merupakan kondisi kegawatdaruratan yang ditandai peningkatan suhu tubuh lebih dari 40 derajat Celcius. Dapat dialami siapa saja, heat stroke lebih rentan terhadap lansia dan bayi. Untuk itu, BMKG juga menghimbau agar bayi dan lansia tidak berlama-lama di luar ruangan.orang juga akan mengalami mual, muntah, gelisah, dan cepat marah atau stress.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menambahkan, masyarakat tidak boleh menunggu haus untuk minum air mineral supaya tubuh tetap terhidrasi. Selain itu, masyarakat dihimbau untuk berbaju longgar dan terbuat dari bahan mudah menyerap keringat. Meskipun sudah ada himbauan mengenai jangan terlalu lama di luar ruangan, masih banyak orang berlalu lalang di jalanan. Di sepanjang Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (2/10) siang, banyak pejalan kaki, pengendara, hingga pedagang berlalu lalang. Padahal siang itu, suhu di Jakarta Pusat mencapai 34 derajat Celcius. Namun, mau bagaimana lagi, tuntutan pekerjaan menjadi salah satu faktor utama mereka harus terjun ke jalanan. "Khusus Jakarta, suhu ekstrem terjadi akibat minimnya tingkat pertumbuhan awan," kata Deputi Bidang Meteorologi Guswanto. "Pada siang hari, sinar matahari langsung menembus permukaan bumi tanpa hambatan awan, sehingga suhu siang hari di luar ruangan sangat terik." Guswanto juga menjelaskan, saat ini sebagian besar wilayah di Indonesia masih mengalami musim kemarau hingga memasuki periode peralihan musim. Tak heran jika suhu ekstrem ini masih akan berlanjut dan panasnya akan terasa hingga malam hari.
Sumber :
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20231003085300-37-477317/bmkg-ungkap-alasan-cuaca-ri-panas-oktober-makin-mendidih https://www.kompas.id/baca/metro/2023/10/02/cuaca https://www.youtube.com/watch?v=mmjeQEi_GYk
0 Komentar