Ciptakan Barbies Breasts, Ruth Handler Sukses Bantu Penyintas Kanker Payudara

Jakarta - Ruth Handler tak hanya membuat karakter Barbie menjadi salah satu role model sempurna bagi para perempuan di seluruh dunia, tetapi juga membantu penyintas kanker payudara setelah menjalani mastektomi. Berkat Barbies Breasts buatannya, banyak wanita yang bisa lebih percaya diri menjalani hidupnya.

Dilansir dari CNN, baru saja Indonesia mengadakan Pink Carnival di CFD kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat. Bertujuan memperingati Hari Kanker Payudara sedunia, acara ini tidak hanya membuat para wanita sadar akan pentingnya menjaga kesehatan payudaranya, tetapi juga sebagai bentuk simpati terhadap penyintas kanker payudara.

Tak semua orang yang telah menjalani pengobatan, khususnya mastektomi mampu menjalani hidup normal kembali. Beberapa perempuan bahkan merasa tidak percaya diri dengan penampilannya setelah mastektomi. Untungnya, sudah ada prostetik payudara yang diciptakan Ruth Handler.

Sebagai salah satu pendiri sekaligus mantan presiden perusahaan mainan Mattel, Ruth Handler adalah wanita yang menciptakan Barbie dengan payudara yang montok. Boneka ini merupakan perwujudan seorang wanita dengan badan yang bisa dibilang sangat sempurna. Meskipun punya penampilan seksi, Barbie termasuk salah satu mainan populer di kalangan anak-anak.

“Setiap gadis kecil membutuhkan boneka untuk memproyeksikan dirinya ke dalam mimpi masa depannya,” kata Handler kepada The New York Times pada tahun 1977. “Jika dia akan melakukan permainan peran, dia akan menjadi seperti apa ketika dia berusia 16 atau 17 tahun. , Agak bodoh bermain dengan boneka yang dadanya rata. Jadi, aku memberikannya payudara yang indah.”

Selain itu, berkat payudara seksi pada Barbie, seorang anak bisa mengenali gender dengan baik. Namun, kisah hidup Handler tidak segemilang ciptaannya. Dilansir dari WomensHealth, Handler mengidap kanker payudara dan harus menjalani mastektomi sekaligus meninggalkan Mattel di tahun 1970.

Hal ini cukup membuat wanita tersebut terpuruk, namun dirinya mampu bangkit dan kisah hidupnya diceritakan sedikit di film Greta Gerwig dengan judul Barbie dengan pemeran utamanya Margot Robbie. Dalam film tersebut, Handler menjadi karakter yang memberikan nasihat hidup kepada boneka montoknya, yang diperankan oleh Margot Robbie, sambil melontarkan lelucon tentang "mastektomi ganda" -nya.

“Pada saat itu, tidak ada alternatif non-bedah yang layak untuk rekonstruksi payudara, selain melapisi atau mengisi bra,” jelas Ahli Bedah Plastik Spesialis Wajah dan Bedah Payudara Dr. Philipp Franck (2/10). “Biasanya, wanita yang ingin membentuk kembali payudaranya akan memasukkan filler ke dalam bra atau menempelkannya langsung ke dada.” Sebelum kematiannya di tahun 2002, Ruth Handler menciptakan prostetik payudara khusus wanita yang telah menjalani mastektomi di tahun 1973. Dikenal dengan nama Barbies Breasts, payudara buatan pertama ini bertujuan membantu penyintas payudara untuk tetap percaya diri dengan penampilannya.

Wanita yang payudaranya diangkat selama mastektomi akan menggunakan tisu, kapas, atau kaus kaki untuk menciptakan bentuk payudara di balik pakaian,” tambah Spesialis Bedah Plastik Dr. Ira Savetsky (2/10). “Payudara palsu seperti ini terasa tidak nyaman, tampak tidak realistis, dan tidak memberikan dampak apa pun bagi wanita yang berharap memiliki bentuk payudara lagi.”

Hal ini juga dialami Handler, hingga akhirnya memutuskan untuk membeli payudara buatan dengan harga lebih mahal dan mudah dipakai. Namun, setelah membeli dan mencoba setiap pilihan payudara palsu yang ada di pasaran, dirinya merasa kecewa dan tidak puas.

Untuk itu Handler bekerjasama dengan desainer prostetik dalam mengembangkan visi barunya terkait payudara palsu. Pada tahun 1976, prostetik silikon cair Nearly Me yang disebut sebagai Barbies Breasts hadir, lengkap dengan 70 pilihan ukuran berbeda.

Produk payudara prostetik buatan Handler ini dijual mulai USD 98 hingga USD 130 atau sekitar Rp1,5 jutaan hingga Rp2 jutaan. Nearly Me ini merupakan produk yang berpotensi mengubah cara hidup wanita yang pernah menjalani mastektomi.

“Penekanan terhadap payudara di masyarakat kita begitu besar sehingga terkadang gambaran seorang wanita tentang dirinya, betapa seksinya dia, betapa cantiknya dia, bergantung pada payudaranya,” tutur Handler dalam The New York Times. “Saya merasakan hal ini, ketika payudara saya sendiri hilang, bahwa saya bukanlah seorang wanita. Saya harus menemukan cara untuk mendapatkan citra diri yang lebih baik.”

Meskipun pengalaman Handler mungkin tidak berlaku untuk semua orang, dia tahu akan ada beberapa orang yang merasa takut dan putus asa, saat payudaranya tidak lagi ada. Menurut sebuah penelitian tahun 2015 yang diterbitkan di National Library of Medicine, beberapa wanita bahkan mengalami reaksi psikologis seperti kecemasan dan depresi. Berkat adanya Barbies Breasts buatan Handler, dampak mastektomi pada penyintas kanker payudara dapat dicegah serta diatasi.

Sumber :

https://www.womenshealthmag.com/health/a44568792/ruth-handler-barbie-creator-breast-cancer-awareness/ https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20231015094549-286-1011424/foto-parade-hari-kanker-payudara-sedunia-di-cfd-jakarta https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/28/081650120/ruth-handler-pencipta-barbie-yang-sukses-membuat-payudara-buatan?page=all

0 Komentar

Berikan pendapat anda kepada kami

You May Also Like