Bubur Ayam Cianjur : Kuliner Legendaris yang Menggugah Selera

Bubur Ayam Cianjur adalah kuliner khas Indonesia dari kabupaten Cianjur. Bubur ini menjadi salah satu makanan yang paling familiar, terutama bagi wisatawan asal luar daerah yang berkunjung ke Cianjur. Bubur ayam ini tergolong ke dalam makanan tradisonal, dilihat dari kondisinya saat ini di Cianjur merujuk pada kategori dalam Warisan Budaya Takbenda (WBTB) yang sedang berkembang. Lokasi persebarannya ada di tiap-tiap kecamatan, tak heran jelang masuk Cianjur, di setiap langkah nyaris ditemukan penjaja bubur ayam. Salah satu pedagang bubur ayam cianjur yang berlokasi di Jl. Dr. Moh.Hatta No.47, RT.01, Cupak Tangah, Kec.Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat dengan pemilik yang bernama ibu Fitri merupakan salah satu pelaku umkm yang memiliki bisnis bubur ayam cianjur, ibu Fitri ini mulai membangun usaha bisnisnya pada akhir 2013.

Ibu Fitri memilih membangun usaha ini karena melihat peluang yang cukup besar dimana belum banyak yang berjualan bubur ayam cianjur di padang dan lokasinya sangat starategis sehingga banyak konsumen yang datang untuk membeli. Berbicara mengenai ancaman yang ia hadapai dalam usahanya ibu Fitri menuturkan “Ancaman yang saya hadapi dalam usaha ini adalah biaya sewa yang tinggi dan harga bahan baku yang cenderung tidak selalu stabil” Ucap ibu Fitri. Untuk membuat bubur ayam cianjur yang lezat dan berkualitas, diperlukan bahan-bahan berkualitas tinggi. Jika bahan baku tersebut sulit didapatkan, maka kualitas bubur ayam cianjur akan terganggu. Selain itu bubur ini memiliki rasa yang hambar karena tidak menggunakan garam maupun micin sehingga ini cocok untuk menjadi pilihan makanan sehat.

Di era modern sekarang ini mayoritas masyarakat khususnya kalangan anak muda lebih cenderung mengikuti tren makanan yang kekinian seperti seblak, Korean food dll, sehingga ini menjadi tantangan bagi ibu fitri dalam mengembangkan usaha nya. Untuk bisa mengembangkan usaha bubur ayam cianjur miliknya, Ibu Fitri melakukan inovasi dalam menyajikan varian menu lain salah satunya soto Cianjur, dan ibu fitri juga memperhatikan kualitas bahan baku dalam produksi bubur ayam cianjurnya. Selain tantangan yang dihadapi ibu fitri dalam menjalankan usahanya ada salah satu faktor budaya yang mempengaruhi usaha tersebut yaitu cita rasa lokal.

Faktor budaya seperti cita rasa lokal dan cita rasa sangat berpengaruh terhadap selera konsumen dalam mengkonsumsi “pada bubur ini di kabupaten cianjur cita rasa yang disajikan berbeda yaitu dari segi kuahnya yang kental dan ini berbeda dengan bubur cianjur yang saya jual di padang dimana bubur cianjur yang saya buat cita rasanya disesuaikan dengan selera konsumen di padang dengan membuat kuahnya yang lebih encer sehingga lebih cocok dengan lidah konsumen” Ucap ibu Fitri. Bubur ayam Cianjur ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya memiliki rasa yang lezat dan unik, sehingga bisa menjadi daya tarik bagi konsumen. Selain itu, bubur ayam cianjur ini memiliki harga yang terjangkau, sehingga bisa menarik konsumen dari berbagai kalangan.

Berkaca dari usaha yang telah dijalankan oleh ibu Fitri kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam berwirausaha banyak factor-faktor budaya yang mempengaruhi lingkungan bisnis salah satunya kebiasaan konsumsi. Kebiasaan konsumsi ini berkaitan dengan selera konsumen terhadap usaha yang dijalankan. Selain factor budaya terdapat hambatan yang dihadapi dalam usaha ini yaitu biaya sewa yamg tinggi dan harga bahan baku yang cenderung tidak stabil. Dalam menghadapi hambatan tersebut keunggulan yang dimiliki usaha ini yaitu rasa yang khas dan unik serta bisa dijadikan menu pilihan makanan yang sehat.

Penulis

Arum Cahyani, Silvi Yolanda Sari, Sri Rahayu

Sumber :

0 Komentar

Berikan pendapat anda kepada kami

You May Also Like